Ø PEMBAGIAN LARUTAN
- Ada 2 reaksi
dalam larutan:
1. Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas
dari sistem ke lingkungan, temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi
potensial dari zat - zat kimia yang bersangkutan akan turun.
2. Endoterm, yaitu menyerap panas dari
lingkungan ke sistem, temperatur dari campuran reaksi akan turun dan energi
potensial dari zat - zat kimia yang bersangkutan akan naik.
- Larutan dapat
dibagi menjadi 3
1. Larutan tak jenuh yaitu larutan yang
mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat
larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak
tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak
jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan
belum jenuh ( masih dapat larut).
2. Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang
mengandung sejumlah solute yang larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut
padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis
bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh
terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh.
3. Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh)
yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang
diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat
lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh
terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat
jenuh (mengendap).
- Berdasarkan
banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi 2
1. Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung
relatif lebih banyak solute dibanding solvent.
2. Larutan encer yaitu larutan yang
relatif lebih sedikit solute dibanding solvent.
- Berdasarkan daya hantar listriknya,
larutan dibedakan menjadi 2
1. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan
arus listrik. Larutan ini dibedakan atas:
→ Elektrolit kuat
Yaitu larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat,
karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah
menjadi ion – ion (alpha = 1). Yang tergolong elektrolit kuat adalah:
a. Asam – asam kuat seperti HCl, HClO3,
H2SO4, HNO3, dan lain – lain
b. Basa – basa kuat, yaitu basa – basa
golongan alkali dan alkali tanah seperti NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2,
dan lain – lain.
c. Garam – garam yang mudah larut
seperti NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain – lain.
→ Elektrolit lemah
Yaitu larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan harga
derajat ionisasi sebesar: 0 < alpha < 1.
Yang tergolong elektrolit lemah:
a. Asam – asamlemah seperti CH3COOH,
HCN, H2CO3, H2S, dan lain – lain
b. Basa – basa lemah seperti NH4OH,
Ni(OH)2, dan lain – lain
c. Garam – garam yang sukar larut
seperti AgCl, CaCrO4, PbI2, dan lain - lain
2. Larutan non elektrolit yaitu larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik, karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat
menghasilkan ion – ion (tidak mengion). Contohnya yaitu larutan urea, larutan
sukrosa, larutan glukosa, larutan alkohol, dan lain – lain.
Ø KONSENTRASI
LARUTAN
Konsentrasi
larutan dapat dibedakan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif,
larutan dapat dibedakan menjadi larutan pekat dan larutan encer. Dalam larutan
encer, massa larutan sama dengan massa pelarutnya karena massa jenis larutan
sama dengan massa jenis pelarutnya. Secara kuantitatif, larutan dibedakan
berdasarkan satuan konsentrasinya. Ada beberapa proses melarut (prinsip
kelarutan), yaitu:
1. Cairan - cairan
Zat- zat cair
yang memiliki struktur serupa akan saling melarutkan satu sama lain dalam
segala perbandingan. Contohnya: heksana dan pentana, air dan alkohol.
2. Padat - cair
Padatan umumnya
memiliki kelarutan terbatas di cairan. Hal ini disebabkan gaya tarik antar molekul zat padat
dengan zat padat > zat padat dengan zat cair. Zat padat non polar (sedikit
polar) besar kelarutannya dalam zat cair yang kepolarannya rendah. Contohnya:
DDT memiliki struktur mirip CCl4 sehingga DDT mudah larut di dalam
non polar (contoh minyak kelapa), tidak mudah larut dalam air (polar).
3. Gas - cairan
Ada 2 prinsip
yang mempengaruhi kelarutan gas dalam cairan, yaitu:
a. Makin tinggi
titik cair suatu gas, makin mendekati zat cair gaya tarik antar molekulnya. Gas
dengan titik cair lebih tinggi, kelarutannya lebih besar.
b. Pelarut terbaik
untuk suatu gas ialah pelarut yang gaya tarik antar molekulnya sangat mirip
dengan yang dimiliki oleh suatu gas.
Konsentrasi
akan lebih eksak jika dinyatakan secara kuantitatif, menggunakan satuan- satuan
konsentrasi:
1. Fraksi mol (X)
Fraksi mol
suatu zat adalah perbandingan jumlah mol suatu zat terhadap jumlah total mol
seluruh zat yang menyusun suatu larutan.
X = Xpelarut + Xterlarut
= 1
2. Persentase
a. Persentase
berat per berat (% b/b)
Persen b/b
adalah jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 gram larutan.
% b/b = x100%
b. Persentase
berat per volume (% b/v)
Persentase b/v
adalah jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 ml larutan.
% b/v= x100%
Satuan % b/v
umumnya dipakai untuk zat terlarut padat dalam pelarut cair.
c. Persentase
volume per volume (% v/v)
Persentase v/v
adalah jumlah ml zat terlarut dalam tiap 100 ml larutan.
% v/v = x100%
Satuan % v/v
umumnya dipakai untuk zat terlarut cair dalam pelarut cair.
3. Bagian per sejuta
Satuan ppm menyatakan satu gram zat terlarut dalam satu
juta gram pelarut.
ppm = x100%
Dalam rumus tersebut, satu gram zat
terlarut dibagi massa larutan karena massa jenis larutan sama dengan massa
jenis pelarutnya sehingga massa larutan = massa pelarutnya.
4. Kemolaran atau molaritas (M)
Kemolaran atau
konsentrasi molar adalah jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan atau
jumlah mmol zat terlarut dalam tiap ml larutan.
5. Kemolalan atau molalitas (m)
Kemolalan
adalah jumlah mol zat terlarut dalam tiap 1000 gram pelarut
Ø LARUTAN ASAM -
BASA
Asam adalah zat
yang dalam air dapat menghasilkan ion H+ . Contoh asam: HCl, H2SO4,
H3PO4.
Sifat - sifat
larutan asam adalah sebagai berikut:
1. Dalam air menghasilkan ion H+
2. Menyebabkan warna kertas lakmus menjadi
merah
3. Larutannya dalam air dapat
menghantarkan arus listrik
4. Menyebabkan perkaratan logam (korosif).
Jumlah ion H+
yang dapat dibebaskan oleh satu molekul asam disebut valensi atau martabat asam
tersebut. Berdasarkan valensinya, asam dibedakan atas:
1. Asam bervalensi satu, misalnya: HCl,
HCN, HNO3, CH3COOH, dll.
2. Asam bervalensi dua, misalnya: H2SO4,
H2CrO4, H2CO3, dll.
3. Asam bervalensi tiga, misalnya: H3PO4,
H3AsO4, dll.
Basa adalah zat
yang dalam air dapat menghasilkan ion OH- . Contoh basa: NaOH,
Ca(OH)2 , Al2(OH)3 , NH3, dll.
Sifat- sifat larutan basa adalah sebagai berikut:
1. Dalam air dapat menghasilkan ion OH-
2. Menyebabkan warna kertas lakmus menjadi
biru.
3. Larutannya dalam air dapat
menghantarkan arus listrik
4. Jika mengenai kulit, maka kulit akan
melepuh (kaustik).
Jumlah ion OH-
yang dapat dihasilkan oleh satu molekul basa disebut valensi atau martabat
basa. Berdasarkan valensinya basa dibedakan atas:
1. Basa bervalensi satu, misalnya: NaOH,
KOH, AgOH, NH4OH, dll.
2. Basa bervalensi dua, misalnya: Ca(OH)2,
Mg(OH)2,Fe(OH)2, dll.
3. Basa bervalensi tiga, misalnya: Fe(OH)3,
Cr(OH)3, dll.
Jadi di sini
ion H+ tidak berikatan dengan air, atau bebas di air tanpa adanya
ikatan.
Ø DERAJAT
KEASAMAN (PH)
1. pH Asam - Basa
Air murni
tergolong elektrolit yang sangat lemah. Reaksi ionisasi air adalah sebagai
berikut: H2O(l) = H+(aq) + OH-(aq).
2. Larutan Penyangga (Larutan Buffer /
Larutan dapar)
Larutan
Penyangga adalah campuran asam lemah dengan basa konjugasinya atau campuran basa
lemah dengan asam konjugasinya. Contoh CH3COOH dengan CH3COO-
dan NH4OH dengan NH4+. Atau dengan kata lain,
campuran asam lemah dan garamnya, atau basa lemah dan garamnya.
Ø SIFAT LARUTAN PENYANGGA
pH larutan
penyangga tidak akan berubah, jika:
1. Ditambahkan sedikit asam/basa
2. Ditambahkan sedikit air (diencerkan).
Kegunaan
Larutan Penyangga:
1. Dalam tubuh manusia terdapat sistem
penyangga yang berperan dalam mempertahankan pH, seperti:
a. Buffer darah, pH darah berkisar 7,35 -
7,45. pH darah < 7,35 disebut keadaan asidosis. Jika pH darah lebih
kecil dari 7,0 atau lebih besar dari 7,8 ; maka akan menimbulkan kematian.
Untuk menjaga agar pH darah tidak banyak berubah, maka dalam darah terdapat
sistem penyangga H2CO3 / HCO3-‑.
b. Buffer cairan tubuh. Dalam cairan sel tubuh terdapat sistem
penyangga H2PO4- / HPO42-.
Campuran penyangga tersebut berperan juga dalam ekskresi ion H+ pada
ginjal.
2.
Dalam industri
farmasi, larutan penyangga berperan dalam pembuatan obat- obatan, agar zat
aktif obat tersebut mempunyai pH tertentu Larutan penyangga yang umum digunakan
dalam industri farmasi adalah larutan asam basa konjugasi senyawa fosfat.
3. Hidrolisis garam
Hidrolisis
adalah proses penguraian suatu senyawa (garam) oleh air. Sifat larutan setelah
terjadi hidrolisis tergantung pada kekuatan asam dan basa pembentuk garam
tersebut.
Ø SIFAT KOLIGATIF
LARUTAN
Koligatif
artinya bersama- sama yang berasal dari kata koligeal yang berarti sifat
bersama. Jadi sifat koligatif larutan adalah sifat fisik larutan yang hanya
dipengaruhi oleh jumlah partikel yang tidak dipengaruhi oleh sifat zat.
Ø KESETIMBANGAN KIMIA
Kebanyakan reaksi kimia tidak
berlangsung sempurna dimana seluruh reaktan berubah menjadi produk. Yang sering
terjadi adalah adanya kesetimbangan antara reaktan dan produk yaitu
perbandingan antara konsentrasi reaktan dan produk konstan yang digambarkan
dalam Konstanta kesetimbangan. Pada kesetimbangan berikut
H3AsO4 + 3I-
+ 2H+
H3AsO3 +
I3- + H2O
Kecepatan
reaksi dan tingkat kesempurnaan reaksi dapat diamati dengan terbentuknya warna
merah - jingga ion triiodida (I3-). Misalkan 1 mmol asam
arsenat H3AsO4 ditambahkan ke dalam 100 mL larutan yang
mengandung 3 mmol KI, warna merah dari triiodida akan muncul dengan cepat, dan
dalam beberapa detik warna tersebut akan konstan, yang menandakan konsentrasi
triiodida telah konstan.Warna dengan intensitas yang sama juga dapat dihasilkan
dengan mereaksikan 1 mmol asam arsenit H3AsO3 dengan 100
mL larutan yang mengandung 1 mmol ion triiodida. Pada reaksi ini warna merah
dari triiodida akan berkurang.
H3AsO3 + I3-
+ H2O
H3AsO4
+ 3I- + 2H+
Kedua reaksi di atas menghasilkan
larutan dengan warna yang sama.
Ø
UNGKAPAN KONSTANTA KESETIMBANGAN
wW + xX → yY + zZ
ungkapan konstanta kesetimbangan untuk persamaan di atas:
K =
kurung persegi menandakan:
-
konsentrasi molar jika spesi
merupakan zat terlarut
-
tekanan parsial di atmosfer jika spesi
berbentuk gas
jika dalam sistem kesetimbangan
terdapat spesi berbentuk padatan murni, cairan murni atau pelarut berlebih,
maka tidak dimasukkan dalam ungkapan konstanta kesetimbangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar